Penjelasan Amitabha
Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 32
Bait Sutra :
shè lì fó
xī fāng shì jiè yǒu
「 舍 利 弗。 西 方 世 界, 有
wú liàng shòu fó
wú liàng xiàng fó
無 量 壽 佛 、 無 量 相 佛 、
wú liàng chuáng fó dà guāng fó dà
無 量 幢 佛 、 大 光 佛、 大
míng fó
bǎo xiàng fó jìng guāng fó
明 佛 、 寶 相 佛、 淨 光 佛 ,
rú shì děng héng hé shā shù zhū
fó
如 是 等 恆 河 沙 數 諸 佛 ,
gè yú qí guó
chū guǎng cháng shé
各 於 其 國 , 出 廣 長 舌
xiàng biàn fù sān qiān dà qiān shì
相 , 徧 覆 三 千 大 千 世
jiè shuō chéng shí yán
界 , 說 誠 實 言 :
rǔ děng zhòng shēng dāng xìn shì chēng
『汝 等 眾 生 , 當 信 是 稱
zàn bù kě sī yì gōng dé yí qiè
讚 不 可 思 議 功 德 一 切
zhū fó suǒ hù niàn jīng
諸 佛 所 護 念 經 。 』 」
Sariputra, di penjuru barat ada Amitayus Buddha, Amitaskmdha Buddha, Amitadhvaja Buddha, Mahaprabha Buddha, Maharasmiprabha Buddha, Maharatnaketu Buddha, Suddharasmi
Buddha, dan para
Buddha yang jumlahnya bagaikan butiran pasir di
Sungai Gangga, masing-masing Buddha berada di NegeriNya sendiri, dengan lidah
fasih yang tak terhingga membabarkan Dharma ini, memenuhi tiga ribu maha ribu
dunia, menghendaki supaya para makhluk dapat meyakini beragam jasa kebajikan
yang tak terbayangkan dari Alam Sukhavati dan sutra yang dilindungi oleh semua
Buddha.
Penjelasan :
Di penjuru barat, para Buddha yang memiliki nama yang serupa dengan
Buddha Amitabha adalah sangat banyak, demi menyelamatkan para makhluk, para
Buddha saling memberi pujian, Buddha Amitabha juga memberi pujian pada Buddha
Sakyamuni, juga memberi pujian pada semua Buddha di sepuluh penjuru alam.
Arah selatan melambangkan mengembangkan kebijaksanaan, arah barat
melambangkan menimbun berkah, melafal Amituofo adalah menimbun secara bersamaan
baik berkah maupun kebijaksanaan.
Dari penjuru barat, nama Buddha yang berada di urutan pertama adalah
Buddha Amitayus, “Amitayus” melambangkan berkah usia panjang, diantara beragam
berkah kebajikan, usia sebagai yang terunggul, “Amita” diterjemahkan sebagai
“cahaya tanpa batas”, jadi bukan hanya usiaNya tanpa batas, bahkan cahaya,
kebijaksanaan, kemampuan kebajikan, kekuatan gaib, seluruhnya adalah tanpa
batas, diantara semua yang “tanpa batas”, usia sebagai yang terunggul,
andaikata tanpa usia kehidupan, maka semuanya akan jadi nihil.
Yang kedua adalah Amitaskmdha
Buddha (dalam bahasa mandarin diterjemahkan sebagai Buddha dengan rupa tanpa
batas). “Rupa” melambangkan keagungan. Rupa seseorang berubah menuruti
perubahan pikiran, rupa yang paling bagus di semesta alam adalah rupa Buddha,
Buddha mempunyai 32 tanda utama dan 80 tanda sekunder.
Patut
diketahui bahwa rupa merupakan buah akibat, ada akibat pasti ada sebabnya,
contohnya selama tiga masa kehidupan tidak pernah berbohong maka buah akibatnya
adalah lidah yang bila dijulurkan keluar dapat mencapai ujung hidung.
Sutra
menyebutkan bahwa setelah Bodhisattva setelah mencapai KeBuddhaan, masih harus
membutuhkan waktu selama seratus kalpa untuk menimbun berkah, menyempurnakan
kewibawaan rupaNya. Untuk menuntun para makhluk, bukan hanya diperlukan
kebijaksanaan, tetapi juga membutuhkan berkah. Ada orang yang pendidikannya
amat bagus, tetapi ketika menceramahkan Dharma, tidak ada yang suka
mendengarnya, ini disebut tidak memiliki berkah.
Ananda,
oleh karena mengkagumi rupa bagus Buddha Sakyamuni, barulah membangkitkan tekad
meninggalkan keduniawian, Buddha memiliki rupa yang tak terhingga, di dalam
rupaNya ada 32 tanda utama dan 80 tanda sekunder yang tak terhingga pula, 32
tanda utama dan 80 tanda sekunder juga merupakan penampilan Nirmanakaya Buddha
Sakyamuni ketika membabarkan Dharma di dunia ini.
Yang
ketiga adalah Amitadhvaja
Buddha, pada jaman dulu ada dhvaja dan pataka, dhvaja bentuknya bulat dan
pataka bentuknya pipih. Kegunaannya adalah sebagai media pemberitahuan. Ajaran Buddha
adalah pendidikan, takkan mengajak atau menarik orang lain agar datang
mendengar ceramah atau mengikuti kegiatan kebaktian.
Sejak
jaman dulu hingga sekarang, di dalam pintu Buddha belum pernah terdengar ada
perekrutan murid, juga tidak berani menjadi guru orang lain. Maka itu tanggung jawab
menuntun para makhluk, semuanya dipikul oleh murid.
Kemudian guru
sesepuh dan praktisi senior, demi menyebarluaskan Dharma, sehingga bila ada
kegiatan ceramah Dharma di vihara, maka sebagai pemberitahuan di luar vihara
akan digantung dhvaja, sehingga masyarakat yang ingin mendengar ceramah dengan
sendirinya akan ikut serta. Jika vihara mengadakan kebaktian besar maka di luar
vihara akan digantung pataka.
Yang keempat adalah Mahaprabha Buddha, melambangkan kebijaksanaan. Yang kelima adalah Maharasmiprabha Buddha, melambangkan kegunaan dari kebijaksanaan. Kegunaan
kebijaksanaan diperoleh setelah kebijaksanaan dicapai.
Buddha memahami
segala sesuatu, namun takkan membeda-bedakan dan takkan melekat, andaikata ada
yang mengajukan pertanyaan kepada Buddha, maka Buddha akan memberi jawaban
dengan semestinya. Inilah yang disebut dengan kegunaan dari kebijaksanaan
tersebut, tidak ada yang tidak diketahuiNya.
Yang keenam adalah Maharatnaketu Buddha, “ratna”
adalah mustika memiliki makna mulia dan istimewa, dari Amitayus Buddha hingga Maharatnaketu Buddha, berkah
kebajikan tak terhingga dan tanpa batas. Tanpa adanya berkah maka tidak dapat
menyelamatkan para makhluk, demikian pula dengan Buddha.
Guru Li (Upasaka Li
Bing-nan) sepanjang hidupnya memberi ceramah Dharma, beliau mendirikan “kelas
membimbing calon penceramah” di Taichung, beliau selalu mengingatkan kami
supaya memupuk berkah, yakni menjalin jodoh Dharma dengan para makhluk. Caranya
amat banyak, contohnya ketika Guru Li memberi ceramah, relawan dapat meladeni
umat yang berdatangan, ini juga termasuk menjalin jodoh baik. Jodoh Dharmaku
amat bagus, ini dijalin dengan mencetak buku-buku sutra dan buku-buku Dharma,
semakin menjalin semakin luas.
Yang ketujuh atau
yang terakhir adalah Suddharasmi Buddha, mengajari kita cara untuk menimbun
berkah, harus suci dan terang, suci adalah kesucian dari perbuatan yang
dilakukan baik melalui pikiran, tindakan maupun ucapan, hati harus benar dan
bercahaya cemerlang.
Meskipun mengamalkan
Sepuluh Kebajikan tetapi tidak melekat pada bentuk kebajikan tersebut, baik
pemberi, penerima maupun bendanya, disebut sebagai karma suci. Bila pikiran,
tindakan dan ucapan kita suci maka tentunya akan bercahaya cemerlang. Takkan
ada niat buruk sama sekali dan kemelekatan pada keakuan. Bila ada keakuan maka
akan ada ego, sehingga hatipun tidak dapat bersinar cemerlang.
Keakuan seharusnya dihapus,
mana ada yang merupakan kepemilikanku. Setelah menghapus keakuan barulah hati
dapat bersinar cemerlang. Arahat dan Pratyekabuddha telah berhasil melenyapkan
kemelekatan pada keakuan, sedangkan para makhluk di enam alam tumimbal lahir
masih memiliki kemelekatan pada keakuan, jika ego masih ada maka takkan bisa
setara, selalu membeda-bedakan, menimbulkan kekotoran batin dan karma buruk.
Jika ingin menimbun
berkah besar, maka harus dimulai dari mensucikan karma yang dilakukan baik
melalui tubuh jasmani, pikiran maupun ucapan, dengan memulainya dari hati yang
bersinar cemerlang, barulah dapat menyempurnakan berkah kebajikan jiwa sejati. Demikianlah
nama Buddha di urutan terakhir ini mengajari cara untuk melatih diri.
Para Buddha di
penjuru barat juga serupa dengan penjuru lainnya, masing-masing berada di
NegeriNya sendiri, seperti juga Buddha Sakyamuni berada di NegeriNya sedang
membabarkan Amitabha Sutra kepada semua makhluk, menyebarluaskan Amitabha Sutra
memuji kewibawaan lingkungan Alam Sukhavati, menasehati supaya semua makhluk dapat
membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo berniat terlahir ke Alam
Sukhavati, maka itu Amitabha Sutra merupakan sutra yang dibabarkan oleh semua
Buddha.
Buddha Sakyamuni membabarkan
Dharma di dunia ini selama 49 tahun, waktunya tidak panjang, sutra yang
dibabarkan juga terbatas, sedangkan yang belum dibabarkanNya masih banyak
sekali, namun hanya Pintu Dharma ini yang dapat membawa manfaat bagi semua
makhluk, yang dapat diterima oleh semua kalangan dan menuntun semua makhluk
mencapai KeBuddhaan, maka itu tidak ada satupun Buddha yang tidak membabarkan
Amitabha Sutra.
Dipetik dari : Buku
Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan
Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
佛說阿彌陀經要解講記
(三十二)
《經》舍利弗。西方世界。有無量壽佛。無量相佛。無量幢佛。大光佛。大明佛。寶相佛。淨光佛。如是等。恆河沙數諸佛。各於其國。出廣長舌相。遍覆三千大千世界。說誠實言。汝等眾生。當信是。稱讚不可思議功德。一切諸佛所護念經。
《解》無量壽佛。與彌陀同名。十方各方面。同名諸佛無量也。然即是導師亦可。為度眾生。不妨轉讚釋迦如來所說。
西方極樂世界與阿彌陀佛同名號的佛,不知道有多少?為了廣度眾生,佛佛互相讚歎,阿彌陀佛也讚歎釋迦牟尼佛,也讚歎十方世界諸佛。南方表修慧,西方表修福,持名念佛福慧雙修。第一尊無量壽佛,「無量壽」代表福壽,福德中以壽為第一,「阿彌陀」翻作「無量」,不但壽命無量,其他光明、智慧、德能、神通都無量,諸無量中以壽命為最,假如無壽,一切均落空。第二尊無量相佛。「相」表富貴,中外算命看相,均分富貴貧賤。相隨心轉,世間最好的相是佛相,佛有三十二相八十種好。應知相是果報,有果必有因,例如三世不妄語,舌頭可以舔到鼻尖,經上說,菩薩成佛之後還要一百劫修福,修相好莊嚴,攝受眾生不但要有慧,還要有福。有人學問很好,而其講經無人喜聽,乃是無福。阿難看到佛的相好遂發願出家,佛有無量相,相有無量好,三十二相八十種好,乃是釋迦佛劣應身示現的相。第三尊無量幢佛,古時有幢幡,幢是圓的,幡是扁的,如飛機場之風筒。在大陸及日本仍可看到。其作用是為了宣傳或通告,佛教是教育,以師為尊,只聞來學,未聞往教。佛門自古以來未聞有招生之說,亦不敢為人師之意。所以接引大眾之責皆在學生。後來祖師大德,弘化一方,如廟中有講經即懸幢於廟外旗杆,表示今天廟中有講經,欲來聽者可自由參加,如作法會即懸幡。
第四尊大光佛表根本智;第五尊大明佛,表後得智。兩種智慧,「大光」為自受用,「大明」為他受用。佛對一切法樣樣明瞭,但無分別無執著,似乎完全無知,未起心未動念,萬法平等,萬法一如,此根本智之現象。如有人向佛請教,佛即把所問的這樁事原原本本的予以解答。即是後得智,無所不知。第六尊寶相佛,「寶」有尊貴殊勝義,從無量壽至寶相佛,福德無量無邊,以六尊佛的德號作一概略說明,無福不能度眾生,佛尚且如此,何況菩薩以下。李老師一生講經說法,在台中開了一個經學班,常常告訴我們要修福,與眾生結法緣。方式很多,如李老師講經時,照顧聽眾,與其結緣。我的法緣很好,以印經結緣,愈結愈廣。最後第七尊淨光佛,教我們修福的方法,要淨要光明,淨是三業清淨,心地要正大光明。清淨一定要十惡業統統斷掉,雖修十善業,不著修善之相,三輪體空,謂之淨業。在一切畫的佛相上面有梵文寫的三個字,「嗡阿吽」,即三業清淨義,「嗡」是身、「阿」是口、「吽」是意。三業清淨心地當然正大光明。無一絲毫惡念與我執。有我就有私,心地就不光明。我既沒有,那有我所。破了我執才真正是正大光明。此種情況是四聖法界,阿羅漢辟支佛破了我執,六道凡夫皆有我執,有私心就不平等,有差別,生煩惱業障,要想修大福德,從三業清淨,心地光明上下功夫,才能成就圓滿稱性的福德。末後一尊佛都是教修行的方法。西方世界諸佛亦各於其國,與釋迦佛一樣為一切眾生,宣講阿彌陀經讚歎西方世界依正莊嚴,勸勉大家信願持名求生淨土,所以此經乃一切諸佛皆說,契機契理,釋迦佛在此世界說法四十九年,時間不長,所講的經典有限,未講者甚多,因其他的皆不契機,講了沒用。惟此法門對一切根機均有益,普遍適合法界有情,所以沒有一尊佛不講阿彌陀經。
文摘恭錄 — 佛說阿彌陀經要解講記
淨空法師講述